Arsip Blog

Jumat, 24 Desember 2010

Belajar Nikmat tanpa Tekanan

Biarpun sudah tugasnya, tidak semua pelajar senang belajar. Apalagi pelajar SMP-SMA, wuahhh…memang lagi males2nya^^ Teman mungkin menganggap belajar adalah sesuatu yang melelahkan, menjemukan, mengerikan…yang jelas tidak ada yang bisa ‘dinikmati’ dari pelajaran. Hmm…benarkah begitu?
Tidak juga. Pada dasarnya belajar terasa ‘negatif’ karena sejak awal mindset kita menganggapnya sebagai ‘paksaan’. Penyebabnya, belajar dilakukan hanya untuk ujian. Jika tidak lulus, maka REMIDI pun siap menanti. Inilah yang membuat belajar menjadi momok. Jika Teman mengubah pola pikir ini, sebenarnya belajar pun bisa dibuat fun. Ujung2nya, prestasi akan mudah diraih
Agar bisa menikmati proses pembelajaran, kita harus kembali ke HAKIKAT BELAJAR. Mengapa kita belajar? Untuk apa kita belajar?

1. Belajar Bukan Hanya Untuk Ujian
Jika Teman belajar hanya untuk memenuhi standar nilai ujian, maka secara tidak langsung teman akan terbebani dengan target itu. Misal, sekolah Teman menetapkan nilai ujian siswa minimum harus 7,5, jika tidak mencapai itu maka Teman harus remidi. Target itu memang bisa membuat Teman belajar, tapi tidak dengan senang. Kecuali jika Teman membuat target itu sendiri dengan sukarela, maka tidak ada masalah.
Sebetulnya penetapan target oleh sekolah ini bertujuan baik, tapi kadang juga membuat pelajar merasa tertekan. Untuk mengatasinya, cobalah tidak terlalu memikirkan hal itu. Membayangkan hukuman, remidi, nilai jelek, hanya akan membuat Teman stres saat belajar, sehingga akhirnya malah tidak bisa berkonsentrasi.
2. Belajar Karena Ingin Tahu
Jika bukan ujian, lalu apa yang membuat kita belajar? Tentu saja karena kita ingin tahu. Sebetulnya, materi2 yang Teman pelajari di sekolah sungguh menantang, jika saja Teman bisa menemukan sisi menariknya.
Sebagai contoh, mungkin selama ini Teman (seperti saya^^) menganggap Fisika sebagai momok. Memang, hitung2an yang kerap keluar di soal ujian bikin pusing kepala. Namun, cobalah melihat sisi menarik Fisika. Baca pengetahuan populer tentang Fisika, pasti Teman akan menemukan sesuatu yang menarik. Misalnya, bagaimana teori relativitas Einstein bisa membuat seseorang menjadi ‘awet muda’. Atau bagaimana hukum Termodinamika bisa mengawetkan orang yang sudah ‘mati’ untuk kemudian ‘dihidupkan’ kembali.
Hal2 menarik ini akan membuat Teman penasaran, sehingga akhirnya berusaha mencari tahu sendiri. Walaupun tanpa dipaksa, walaupun toh tidak keluar di ujian. Ini akan membuat proses belajar Teman terasa lebih menyenangkan.
Bukankah ini alasan sesungguhnya mengapa kita belajar? Karena kita selalu dan selalu ingin tahu. Bukan begitu?
3. Belajar untuk Menerapkan Ilmu
Apakah sebenarnya tujuan belajar? Apakah hanya untuk memperoleh nilai memuaskan dalam ujian? Lalu setelah ujian, akan dikemanakan ilmu kita?
Inilah yang kadang menjadi ironi pendidikan. Pelajar belajar hanya untuk mendapat nilai, setelah itu, selesai. Nilai ujian inilah yang kadang bisa menjadi target ‘menyesatkan’.
Nah, agar Teman tidak stres saat belajar karena memikirkan nilai, ada baiknya Teman renungkan ilmu apa yang akan Teman dapat dengan pelajaran ini. Sebagai contoh, Teman ogah2an belajar Biologi. Coba Teman lihat masalah2 di lingkungan sekitar Teman dan pikirkan bagaimana Biologi bisa mengatasinya. Misalnya, ayah Teman mengidap obesitas dan perlu diet. Tidak perlu kan Teman membuang uang untuk konsultasi ke pakar nutrisi jika Teman menguasai Biologi dengan baik. Pikirkan bahwa Teman bisa membantu orang2 di sekitar Teman dengan ilmu yang Teman pelajari. Yakinkan diri Teman bahwa ilmu itu sangat bermanfaat, jauh lebih berharga daripada hanya sekedar selembar kertas ujian. Itu akan membuat Teman belajar tanpa harus merasa tertekan.
Begitulah, Teman. Sebetulnya sungguh mudah belajar dengan menyenangkan. Intinya, belajarlah secara aplikatif dan jangan terlalu terbebani dengan ujian. Menurut Teman2 sendiri bagaimana?

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...